Selamat Datang di Yayasan Pendidikan Hamzanwadi

WhatsApp Icon 1




Pendidikan Bermutu untuk Semua: Inspirasi dari Perjuangan Maulana Syaikh di Lombok
02 May 2025
Pendidikan Bermutu untuk Semua: Inspirasi dari Perjuangan Maulana Syaikh di Lombok


Pendidikan Bermutu untuk Semua: Inspirasi dari Perjuangan Maulana Syaikh di Lombok

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 mengusung tema: “Partisipasi Semesta, Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.” Tema ini menggugah kesadaran kolektif bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama—dari negara, masyarakat, hingga individu.

Di tengah gema semangat tersebut, nama Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid patut dikenang sebagai teladan nyata dalam membangun sistem pendidikan yang berakar pada nilai-nilai spiritual, sosial, dan kebangsaan. Dari tanah Lombok, beliau merintis gerakan pendidikan yang kini menginspirasi banyak kalangan.

Membangun Madrasah, Membuka Jalan

Tahun 1934, di Pancor, Lombok Timur, Maulana Syaikh mendirikan Madrasah NWDI. Di masa itu, akses pendidikan sangat terbatas, apalagi bagi masyarakat miskin dan perempuan. Namun, beliau menjawab tantangan itu dengan visi besar: pendidikan untuk semua.

Tak hanya membuka ruang belajar, beliau juga membangun semangat gotong royong: masyarakat menjadi guru, santri menjadi pendakwah, dan orang tua menjadi pendukung utama pendidikan. Inilah cikal bakal partisipasi semesta dalam pendidikan.

Nilai-Nilai Luhur yang Tak Lekang Zaman

Bagi Maulana Syaikh, mutu pendidikan tak hanya diukur dari nilai ujian. Lebih dalam dari itu, beliau menanamkan nilai keikhlasan, adab, tanggung jawab sosial, dan cinta tanah air.

Lewat ajaran dan syair perjuangan NW—seperti “Memilih Guru”—beliau menegaskan pentingnya akhlak dan hubungan spiritual antara guru dan murid. Pesan ini kini menjadi kian relevan saat banyak lembaga pendidikan sibuk mengejar angka dan prestise, tapi lupa pada akar moral dan ruh pendidikan itu sendiri.

Relevansi dengan Hardiknas 2025

Apa yang telah dilakukan Maulana Syaikh bukan sekadar sejarah—ia adalah model nyata dari partisipasi semesta. Keterlibatan aktif masyarakat dalam mendirikan dan mendukung lembaga pendidikan adalah kekuatan utama yang perlu direvitalisasi hari ini.

Kini, saat dunia pendidikan menghadapi tantangan globalisasi dan digitalisasi, kita diajak kembali merenungi: apa arti pendidikan yang bermutu? Jawabannya tak hanya ada di kurikulum, tapi juga dalam nilai-nilai lokal dan spiritual yang diwariskan oleh tokoh-tokoh seperti Maulana Syaikh.

Menatap Masa Depan dengan Kearifan Lokal

Mari jadikan momentum Hardiknas ini untuk membangun pendidikan yang tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga berakar pada nilai dan budaya bangsa. Maulana Syaikh telah mewariskan fondasi kuat: pendidikan untuk semua, berbasis nilai, dan berorientasi pada pengabdian.

Dari Lombok, cahaya pendidikan itu memancar. Kini saatnya kita lanjutkan.